A. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang
ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai
sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang
bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap
variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan.
Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya
dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Indikator empiris menunjuk pada yang diamati dari variabel yang
bersangkutan, dan pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati. Sehubungan
dengan masalah pengukuran ini, harus disadari bahwa kita menghadapi obyek yang
berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Prof.
Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi pada pengukuran, yaitu:
1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang dukur,
2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,
3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan,
4. perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,
5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil pengukurannya.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan
data. Masalah validitas reliabilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan
dalam masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu
mengukur yang diukurnya dengan teliti. Proses pengumpulan data itu sendiri
menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai
berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat
diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para
ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu
penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain
dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang
pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang
menjadi responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan
melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan
dikumpulkan.
Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam
kelompok masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di
dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh-tokoh yang
bersangkutan.
3. Membina dan
memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.
Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu,
bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada
sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample.
Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak,
komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian
dalam bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia
mengandung makna yang signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan
pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden.
Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna
memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data
yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan
reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan
kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.
B. Metode Pengumpulan
Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode
tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu
diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Alat pengumpul data dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan menggunakan
metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan
batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan metode ini adalah lebih akurat karena tes
berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang objektif. Sedangkan
kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka
waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang, dan hanya
mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun jenis-jenis tes,
yaitu:
a. Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan
berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi
tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test;
Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil
dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan
vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas
dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ).
Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil
belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan
berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman
belajar dibidang itu.
c Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling
disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih
macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational
Interest).
d Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif,
meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap
suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti
berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis
atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau
bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh
seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam
menafsirkannya.
e Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal
kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam
memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya
serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta
mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes
semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi
partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).
f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test)
ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat
hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan
tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non
tes. Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan
observasi. Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat
diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, banyak
objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya
terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuesioner,
kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan
memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak
dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat
menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung
pada kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam
pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama
yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi sering
menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa
ia sedang diobservasi.
Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi
lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi
tidak dapat dilakukan. Berikut ini adalah alat dan cara melaksanakan observasi,
yaitu:
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar
biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi.
Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat
pencatat tentang kejadian tersebut.
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya
suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu
tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk
tiap-tiap kali pengamatan.
3. Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat
nama observer dan jenis gejala yang diamati.
4. Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list.
Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale
tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan
diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau
jenjang setiap gejal tersebut.
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat
observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan
alat elektronik sesuai dengan keperluan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden
mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden
untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan
dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek
dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data
terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan
pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada
waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu
sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan,
serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden
hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
c. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa.
Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta
penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan
mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar aa dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini
lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi
jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk
“semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh
bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
d. Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar
maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka
metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber
datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati
bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini
peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan
tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang
bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat
menggunakan kalimat bebas.
e. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat
hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup
keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja.
Keunggulan metode ini adalah di samping menceritakan kejadian-kejadian dimasa
lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut,
menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari
garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang, berunsur subjektifitas
sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri
(internal frame of reference). Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur
subjektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa
cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan
orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama,
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang
jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50
orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok.
Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan terbesar teknik
sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai
fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat
diperoleh dari sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu
diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini
hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti
tentang individu pada periode tertentu, seluruh teori sosiometri atau
postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak
tersangkal kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar
pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan
(sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup).
A. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang
ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai
sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang
bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap
variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan.
Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya
dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Indikator empiris menunjuk pada yang diamati dari variabel yang
bersangkutan, dan pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati. Sehubungan
dengan masalah pengukuran ini, harus disadari bahwa kita menghadapi obyek yang
berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Prof.
Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi pada pengukuran, yaitu:
1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang dukur,
2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,
3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan,
4. perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,
5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil pengukurannya.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan
data. Masalah validitas reliabilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan
dalam masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu
mengukur yang diukurnya dengan teliti. Proses pengumpulan data itu sendiri
menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai
berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat
diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para
ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu
penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain
dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang
pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang
menjadi responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan
melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan
dikumpulkan.
Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam
kelompok masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di
dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh-tokoh yang
bersangkutan.
3. Membina dan
memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.
Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu,
bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada
sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample.
Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak,
komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian
dalam bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia
mengandung makna yang signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan
pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden.
Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna
memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data
yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan
reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan
kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.
B. Metode Pengumpulan
Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode
tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu
diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Alat pengumpul data dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan menggunakan
metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan
batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan metode ini adalah lebih akurat karena tes
berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang objektif. Sedangkan
kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka
waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang, dan hanya
mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun jenis-jenis tes,
yaitu:
a. Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan
berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi
tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test;
Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil
dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan
vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas
dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ).
Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil
belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan
berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman
belajar dibidang itu.
c Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling
disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih
macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational
Interest).
d Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif,
meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap
suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti
berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis
atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau
bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh
seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam
menafsirkannya.
e Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal
kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam
memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya
serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta
mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes
semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi
partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).
f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test)
ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat
hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan
tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non
tes. Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan
observasi. Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat
diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, banyak
objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya
terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuesioner,
kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan
memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak
dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat
menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung
pada kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam
pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama
yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi sering
menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa
ia sedang diobservasi.
Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi
lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi
tidak dapat dilakukan. Berikut ini adalah alat dan cara melaksanakan observasi,
yaitu:
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar
biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi.
Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat
pencatat tentang kejadian tersebut.
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya
suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu
tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk
tiap-tiap kali pengamatan.
3. Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat
nama observer dan jenis gejala yang diamati.
4. Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list.
Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale
tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan
diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau
jenjang setiap gejal tersebut.
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat
observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan
alat elektronik sesuai dengan keperluan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden
mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden
untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan
dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek
dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data
terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan
pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada
waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu
sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan,
serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden
hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
c. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa.
Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta
penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan
mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar aa dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini
lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi
jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk
“semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh
bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
d. Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar
maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka
metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber
datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati
bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini
peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan
tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang
bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat
menggunakan kalimat bebas.
e. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat
hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup
keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja.
Keunggulan metode ini adalah di samping menceritakan kejadian-kejadian dimasa
lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut,
menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari
garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang, berunsur subjektifitas
sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri
(internal frame of reference). Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur
subjektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa
cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan
orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama,
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang
jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50
orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok.
Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan terbesar teknik
sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai
fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat
diperoleh dari sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu
diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini
hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti
tentang individu pada periode tertentu, seluruh teori sosiometri atau
postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak
tersangkal kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar
pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan
(sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup).
A. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang
ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai
sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang
bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap
variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan.
Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya
dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Indikator empiris menunjuk pada yang diamati dari variabel yang
bersangkutan, dan pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati. Sehubungan
dengan masalah pengukuran ini, harus disadari bahwa kita menghadapi obyek yang
berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Prof.
Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi pada pengukuran, yaitu:
1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang dukur,
2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,
3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan,
4. perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,
5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil pengukurannya.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan
data. Masalah validitas reliabilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan
dalam masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu
mengukur yang diukurnya dengan teliti. Proses pengumpulan data itu sendiri
menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai
berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat
diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para
ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu
penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain
dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang
pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang
menjadi responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan
melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan
dikumpulkan.
Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam
kelompok masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di
dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh-tokoh yang
bersangkutan.
3. Membina dan
memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.
Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu,
bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada
sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample.
Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak,
komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian
dalam bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia
mengandung makna yang signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan
pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden.
Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna
memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data
yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan
reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan
kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.
B. Metode Pengumpulan
Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode
tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu
diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Alat pengumpul data dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan menggunakan
metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan
batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan metode ini adalah lebih akurat karena tes
berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang objektif. Sedangkan
kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka
waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang, dan hanya
mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun jenis-jenis tes,
yaitu:
a. Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan
berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi
tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test;
Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil
dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan
vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas
dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ).
Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil
belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan
berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman
belajar dibidang itu.
c Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling
disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih
macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational
Interest).
d Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif,
meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap
suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti
berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis
atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau
bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh
seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam
menafsirkannya.
e Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal
kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam
memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya
serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta
mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes
semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi
partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).
f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test)
ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat
hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan
tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non
tes. Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan
observasi. Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat
diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, banyak
objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya
terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuesioner,
kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan
memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak
dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat
menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung
pada kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam
pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama
yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi sering
menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa
ia sedang diobservasi.
Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi
lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi
tidak dapat dilakukan. Berikut ini adalah alat dan cara melaksanakan observasi,
yaitu:
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar
biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi.
Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat
pencatat tentang kejadian tersebut.
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya
suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu
tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk
tiap-tiap kali pengamatan.
3. Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat
nama observer dan jenis gejala yang diamati.
4. Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list.
Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale
tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan
diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau
jenjang setiap gejal tersebut.
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat
observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan
alat elektronik sesuai dengan keperluan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden
mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden
untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan
dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek
dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data
terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan
pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada
waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu
sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan,
serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden
hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
c. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa.
Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta
penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan
mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar aa dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini
lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi
jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk
“semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh
bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
d. Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar
maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka
metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber
datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati
bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini
peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan
tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang
bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat
menggunakan kalimat bebas.
e. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat
hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup
keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja.
Keunggulan metode ini adalah di samping menceritakan kejadian-kejadian dimasa
lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut,
menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari
garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang, berunsur subjektifitas
sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri
(internal frame of reference). Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur
subjektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa
cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan
orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama,
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang
jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50
orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok.
Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan terbesar teknik
sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai
fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat
diperoleh dari sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu
diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini
hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti
tentang individu pada periode tertentu, seluruh teori sosiometri atau
postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak
tersangkal kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar
pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan
(sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup).
A. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang
ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai
sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang
bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap
variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan.
Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya
dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Indikator empiris menunjuk pada yang diamati dari variabel yang
bersangkutan, dan pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati. Sehubungan
dengan masalah pengukuran ini, harus disadari bahwa kita menghadapi obyek yang
berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Prof.
Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi pada pengukuran, yaitu:
1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang dukur,
2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,
3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan,
4. perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,
5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil pengukurannya.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan
data. Masalah validitas reliabilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan
dalam masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu
mengukur yang diukurnya dengan teliti. Proses pengumpulan data itu sendiri
menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai
berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat
diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para
ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu
penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain
dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang
pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang
menjadi responden kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan
melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan
dikumpulkan.
Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam
kelompok masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di
dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh-tokoh yang
bersangkutan.
3. Membina dan
memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.
Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu,
bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada
sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample.
Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak,
komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian
dalam bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia
mengandung makna yang signifikan dan substansif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan
pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden.
Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna
memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data
yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan
reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan
kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.
B. Metode Pengumpulan
Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode
tertentu sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu
diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpul data. Alat pengumpul data dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan menggunakan
metode tes dan metode non tes.
1. Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan
batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan metode ini adalah lebih akurat karena tes
berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang objektif. Sedangkan
kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka
waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang, dan hanya
mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun jenis-jenis tes,
yaitu:
a. Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan
berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi
tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test;
Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil
dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan
vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas
dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ).
Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil
belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan
berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman
belajar dibidang itu.
c Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling
disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih
macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational
Interest).
d Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif,
meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap
suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti
berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis
atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau
bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu.
Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh
seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam
menafsirkannya.
e Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal
kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam
memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya
serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta
mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes
semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi
partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).
f Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test)
ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
2. Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat
hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan
tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non
tes. Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu:
a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan
observasi. Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat
diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, banyak
objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya
terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuesioner,
kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan
memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak
dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat
menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung
pada kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam
pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama
yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi sering
menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa
ia sedang diobservasi.
Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi
lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi
tidak dapat dilakukan. Berikut ini adalah alat dan cara melaksanakan observasi,
yaitu:
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar
biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi.
Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat
pencatat tentang kejadian tersebut.
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya
suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu
tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk
tiap-tiap kali pengamatan.
3. Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat
nama observer dan jenis gejala yang diamati.
4. Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list.
Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale
tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan
diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau
jenjang setiap gejal tersebut.
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat
observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan
alat elektronik sesuai dengan keperluan.
b. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden
mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden
untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan
dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek
dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data
terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan
pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada
waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu
sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan,
serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden
hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
c. Wawancara
Wawancara informasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa.
Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta
penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan
mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar aa dua macam
pedoman wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini
lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi
jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk
“semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh
bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
d. Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar
maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut.
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka
metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber
datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati
bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini
peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan
tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang
bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat
menggunakan kalimat bebas.
e. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat
hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup
keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja.
Keunggulan metode ini adalah di samping menceritakan kejadian-kejadian dimasa
lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut,
menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari
garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang, berunsur subjektifitas
sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri
(internal frame of reference). Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur
subjektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa
cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan
orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama,
f. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang
jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50
orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok.
Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan terbesar teknik
sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai
fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat
diperoleh dari sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu
diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini
hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti
tentang individu pada periode tertentu, seluruh teori sosiometri atau
postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak
tersangkal kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar
pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan
(sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup).